BAB
I
FUNGSI
MAINTENANCE & REPAIR
1.1
Fungsi
Maintenance
Maintenance
adalah sebuah pemeliharaan suatu barang atau yang lainnya, disini saya
mengambil contoh dari Maintenance sebuah Server dari jaringan komputer, sebagaimana
kita tahu server dan client dapat di misalkan menjadi sebuah induk (server)
dan anaknya (client), server adalah sebuah komputer yang bertugas untuk
menyedikan layanan untuk sebuah client seperti hak akses, dan dari segi
penyimpanan seperti database, sedangkan client adalah sesuatu yang meminta sesuatu
kepada server, entah itu hak akses, atau yang lainnya sebagaimana kita tahu
komputer yang di gunakan untuk menjadi server akan menyala selama client belum
di matikan semuanya, sedangkan jika server di matikan maka keseluruhan client
atau jaringan yang bergantung pada server tersebut terjadi server down, banyak
alasan untuk mematikan sebuah server yaitu untuk pemeliharaan komponen server
entah itu hardware atau software.
1.1.1
Waktu
Maintenance
Waktu
dari maintenance tidak bisa di prediksi faktor ke 1 bisa saja singkat jika
server rutin menjalankan maintenance tiap bulannya untuk perawatan, dan bisa
saja sangat lama jika server jarang di adakan maintenance,
dan yang ke 2 faktor dari lamanya maintenance
adalah kemampuan seorang ahli IT yang melakukan maintenance pada server
tersebut jika sudah memang benar benar ahli ya bisa saja singkat dalam
melakukan maintenance server dan jika masih amatir atau baru pertama kali
memang sedikit lama memakan waktu maintenance jadi maintenance itu waktunya tidak bisa di prediksi,
dan memang maintenance itu tidak semudah yang kita kira.
1.1.2 Tujuan
Maintenance
Tujuan
maintenance adalah untuk mencegah error pada system tersebut
memperpanjang masa systemmenekan adanya kerusakan pada komponen komponen mengganti komponen yang sudah rusak atau memperbaikinya
memperpanjang masa systemmenekan adanya kerusakan pada komponen komponen mengganti komponen yang sudah rusak atau memperbaikinya
1.1.3 Tips
Maintenance Server
1. Backup selalu data penting
1. Backup selalu data penting
Backup
memang sesutu yang harus di lakukan agar jika data penting di curi oleh
seseorang setidaknya kita masih dapat mengakses data tersebut lewat Backup yang
berada di dalam server seperti database yang berada di dalam server tersebut
2. Komputer server harus aman dan steril
2. Komputer server harus aman dan steril
Maksud
aman dan steril adalah dalam arti aman adalah komputer harus di kasih password
dan hanya dapat di operasikan 1 orang saja, memakai OS original agar windows
juga dapat menjamin dari keamanan server tersebut
3. Penempatan server
3. Penempatan server
Sebagaimana
kita tahu server beroperasi selama 24 jam non stop maka dari itu penempatan
lokasi sangatlah penting, jika ruangan server terasa panas maka kinerja server
akan terganggu dan tidak bekerja secara optimal, maka dari itu ruangan server
haruslah steril dari panas dan dingin
4. Instalasi Antivirus dan memakai Windows firewall
4. Instalasi Antivirus dan memakai Windows firewall
Antivirus
memang sudah tidak asing lagi di dunia Komputer, hampir setiap komputer atau
laptop memiliki antivirus, meskipun ada juga yang tidak memiliki antivirus,
dengan ini komputer server harus memiliki antivirus untuk mencegah ancaman
virus dari system yang berada ketika kita download sesuatu atau mengcopy data
dari server ke komputer lain agar tidak terkena virus dari komputer lain
5. Jalankan sesingkat mungkin
5. Jalankan sesingkat mungkin
Maintenance
harus di jalankan sesingkat mungkin dan juga benar dan sukses dalam
maintenance, karena jika lama sebuah pengguna server akan mengeluh dan tidak
jarang dari mereka yang komplain atas kinerja maintenance yang sangat lama dari
maintenance
1.2
Fungsi Repair
Repair
atau perbaikan, repair hampir sama dengan maintenance hanya saja ini perbaikan
sedangkan maintenance pemeliharaan.
1.2.1 Pengertian
pengertian
repair adalah sebuah perbaikan, perbaikan pada komponen komponen tertentu yang
sudah rusak dan bisa di perbaiki lagi, tidak semua komponen bisa di perbaiki
tergantung dari jenis kerusakannya, jika memang terjadi Troublesooting itu
memang bisa di perbaiki melalui systemnya
dan jika memang terjadi kerusakan fisik itu memang kecil kemungkinan bisa di perbaikinya.
1.2.2 Waktu Yang Pas Untuk Me-Repair
dan jika memang terjadi kerusakan fisik itu memang kecil kemungkinan bisa di perbaikinya.
1.2.2 Waktu Yang Pas Untuk Me-Repair
Waktu
yang pas untuk repair adalah saat kita sudah merasakan ada yang aneh pada
komponen yang sudah kita pakai entah itu sudah tidak enak di pakai atau terasa
aneh jika di pakai oleh kita, dan waktu yang pas untuk me repair adalah saat
kita sudah mengalami troubleshooting pada komponen yang kita pakai,
sedangkan untuk perawatan rutin adalah minimal 1
bulan sekali dan tidak boleh me repair secara sering malah itu yang menyebabkan
kerusakan pada komponen.
1.2.3 Tujuan Repair
1.2.3 Tujuan Repair
Tujuan
repair adalah untuk memperbaiki sesuatu yang telah usang
memperpanjang masa pemakaian pada komponen komponen menekan adanya kerusakan serius pada komponen.
1.2.4 Tips Untuk Repair
memperpanjang masa pemakaian pada komponen komponen menekan adanya kerusakan serius pada komponen.
1.2.4 Tips Untuk Repair
1. Tentukan waktu yang cocok
Waktu repair adalah sesuatu yang sangat penting tidak boleh
terlambat jika terlambat maka akan memakan waktu yang sangat lama dan tidak
boleh terlalu sering karena akan malah merusak komponen tersebut,
waktu yang pas adalah jika kita sudah merasa ada yang tidak beres pada komponen yang kita pakai, komponen sudah mulai menunjukan ada yang tidak beres jika terjadi troubleshooting pada komponen maka secepatnya di lakukan Repair pada komponen tersebut.
waktu yang pas adalah jika kita sudah merasa ada yang tidak beres pada komponen yang kita pakai, komponen sudah mulai menunjukan ada yang tidak beres jika terjadi troubleshooting pada komponen maka secepatnya di lakukan Repair pada komponen tersebut.
2. Menggunakan teknisi yang handal
Tidak sembarang orang bisa me repair barang secara bagus itu
semua tergntung dari Teknisi dari yang kita panggil, kita harus berhati hati
kepada teknisi yang kita panggil, karena tidak semua teknisi bereputasi baik,
ada yang bertanggung jawab jika malah tambah terjadi kesalahan, dan ada juga
yang tidak bertanggung jawab jika terjadi kesalahan pada komponen.
BAB II
ISTILAH-ISTILAH MAINTENANCE
2.1
Breakdown
Breakdown Maintenance merupakan aktivitas maintenance (pemeliharaan)
yang dilakukan sebagai reaksi atau tindakan segera yang menduduki prioritas
utama untuk mengembalikan kondisi peralatan atau mesin pada kondisi atau
keadaan normal setelah mengalami kegagalan fungsi yang mengakibatkan peralatan
tersebut berhenti beroperasi. Hal ini sebagian besar diakibatkan oleh minimnya
perhatian yang diberikan terhadap kondisi operasi permesinan, peralatan atau
sistem yang dijalankan. Selama ini aktivitas breakdown maintenance selalu
difokuskan pada seberapa cepat mesin atau sistem dapat dikembalikan ke kondisi
normal. sepanjang mesin atau peralatan dapat berfungsi meski pada level minimum
yang diizinkan, maka pemeliharaan yang dijalankan dinilai efektif. Pendekatan
manajemen maintenance (pemeliharaan) tersebut jelas tidaklah efektif selain
juga akan menimbulkan biaya perawatan menjadi tinggi di kemudian hari. Dalam
Breakdown maintenance terdapat dua faktor utama yang dapat memberikan
kontribusi yang kuat yang dapat menyebabkan tingginya biaya perawatan antara
lain :
(1) Tidak baiknya perencanaan atau belum adanya perencanaan
(2) Perbaikan yang kurang menyeluruh.
Keterbatasan yang pertama dari breakdown maintenance adalah
menyangkut tidak baiknya perencanaan dimana hal tersebut seringkali juga
dipaksakan oleh pihak manajemen produksi. Sebagai contoh, penggunaan tenaga
kerja dan efektifitas sumber daya perawatan yang masih minim. Idealnya, biaya
dari breakdown maintenance berkisar antara tiga sampai empat kali lebih besar
dibanding dengan perbaikan yang sama apabila dilakukan melalui perencanaan yang
matang.
Keterbatasan yang kedua adalah memusatkan perbaikan bukan
pada akar penyebab terjadinya kegagalan fungsi dari suatu peralatan. Sebagai
contoh, Suatu kerusakan pada bearing akan dapat menyebabkan suatu mesin menjadi
kritis yang berdampak terhentinya proses produksi. Dalam breakdown maintenance,
bearing tersebut harus diganti sesegera mungkin sehingga mesin akan kembali
bekerja. Tidak ada upaya yang dilakukan untuk menemukan akar permasalahan dari
kerusakan bearing atau bagaimana untuk menghindari terulang kembalinya
kerusakan tersebut di masa yang akan datang. Sebagai hasilnya, keandalan mesin
atau sistem tersebut akan menjadi berkurang.
2.2 Availability
Kesiapan (availability) adalah keadaan siap suatu mesin/peralatan
baik dalam jumlah (kuantitas) maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan yang
digunakan untuk melaksanakan proses operasi. Kesiapan (availability)
tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan atau efektifitas dari
kegiatan perawatan yang telah dilakukan.
Availability berhubungan dengan probabilitas suatu peralatan untuk melakukan
operasionalnya, secara matematis Availability dapat dinyatakan
dengan :
Jenis Availability :
Inherent Availability (Ai), Adalah
probabilitas sistem atau peralatan yang digunakan ;pada kondisi tertentu
dalam lingkungan dukungan yang ideal (yakni: secara cepat alata daapat
tersedia, tools, spare parts , personil maintenance,
dsb) alat akan beroperasi secara memuaskan pada sembarang waktu yang
dibutuhkan. Tidak termasuk tindakan preventive maintenance atau
terjadwal, LDT (Logistic Down Time) dan ADT (Administrasi Down Time).
l = banyaknya kerusakan yang terjadi/jumlah jam operasi.
M ct = rata-rata waktu perawatan
Achieved Availability (Aa), Adalah probabilitas
sistem, jika digunakan di bawah kondisi yang telah ditetapkan di dalam
lingkungan dan dukungan yang ideal (yakni: tersedianya, tools, spare
parts, personil, dsb) akan beroperasi dengan memuaskan di
sembarang waktu. Definisi ini sama dengan Ai, kecuali diikutkannya preventive
maintenance.
MTBM merupakan waktu
rata-rata diantara perawatan yang meliputi kebutuhan perawatan preventive (terjadwal)
dan kebutuhan perawatan corrective (tidak terjadwal), yang
dapat diperoleh dari :
dimana:
2.3 Overhaul
Overhaul merupakan suatu kata dalam
bahasa inggris yang mempunyai arti pemeriksaan yang sangat teliti, jadi dapat
kita kembangkan lagi tentang pengertian atau definisi engine over haul yaitu
kegiatan pembongkaran komponen komponen kendaraan, kemudian diperiksa dengan
sangat teliti agar didapat data-data yang valid, sehingga langkah perbaikan
selanjutnya dapat tepat atau sesuai.
Overhaul tidak hanya sebatas pada mesin saja, tetapi over haul juga ada pada komponen lainnya seperti OH Rem, OH Karburator, OH, Transmisi, OH Distributor dan lain sebagainya. Kembali ke topik utama yakni tentang pengertian engine over haul, di atas sudah di jelaskan tentang definisi dari over haul itu sendiri. Jadi engine overhaul adalah suatu kegiatan pembongkaran mesin (engine) pada kendaraan, dan kemudian komponen mesin tersebut diperiksa dengan sangat teliti supaya didapat data-data yang valid sehingga langkah perbaikan selanjutnya dapat tepat. Serta masalah pada engine tersebut teratasi.
Overhaul tidak hanya sebatas pada mesin saja, tetapi over haul juga ada pada komponen lainnya seperti OH Rem, OH Karburator, OH, Transmisi, OH Distributor dan lain sebagainya. Kembali ke topik utama yakni tentang pengertian engine over haul, di atas sudah di jelaskan tentang definisi dari over haul itu sendiri. Jadi engine overhaul adalah suatu kegiatan pembongkaran mesin (engine) pada kendaraan, dan kemudian komponen mesin tersebut diperiksa dengan sangat teliti supaya didapat data-data yang valid sehingga langkah perbaikan selanjutnya dapat tepat. Serta masalah pada engine tersebut teratasi.
2.4 Perhitungan Effisiensi Mesin OEE (Over Equipment Effectiveness)
Overall Equipment
Effectiveness atau disingkat dengan OEE adalah suatu cara untuk mengukur
kinerja mesin produksi dalam penerapan program TPM (Total
Productive Maintenance). Pengukuran Kinerja dengan OEE (Overall
Equipment Effectiveness) terdiri dari 3 komponen utama pada mesin produksi
yaitu Availability (Waktu Kesediaan Mesin), Performance (Jumlah unit yang
diproduksi) dan Quality (Mutu yang dihasilkan). Hasil perhitungan OEE adalah
dalam bentuk Persentase (%). Dalam Bahasa Indonesia, Overall Equipment
Effectiveness ini disebut dengan Efektivitas Peralatan Keseluruhan.
Pengukuran OEE (Overall Equipment Effectiveness) sangat penting untuk mengukur
keberhasilan dari program TPM (Total Productive Maintenance) yang diterapkan
dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, hasil OEE merupakan KPI (Key
Performance Index) Utama dari hasil penerapan TPM.
2.5 Downtime
Downtime adalah jumlah waktu dimana suatu equipment tidak
dapat beroperasi disebabkan adanya kerusakan (failure), namun pabrik masih
dapat beroperasi karna masih adanya equipment lain yang bisa menggantikan
fungsi sehingga proses produksi masih bisa berjalan.
BAB III
JENIS-JENIS MAINTENANCE
3.1 Planned Maintenance
(Pemeliharaan Terencana)
Planned
maintenance (pemeliharaa terencana)adalah pemeliharaan yang terorganisir
dandilakukan dengan pemikiran ke masa depan,pengendalian dan pencatatan sesuai
denganrencana yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu program
maintenance yang akandilakukan harus dinamis dan memerlukan pegawasan dan
pengendalian secara aktif daribagian
maintenance melalui informasi dari catatan riwayat mesin/peralatan.
Konsep planned
maintenance ditujukan untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi manajerdengan
pelaksanaan kegiatan maintenance. Komunikasi dapat diperbaiki dengan informasi
yangdapat memberi data yang lengkap untuk mengambil keputusan. Adapun data yang
penting dalamkegiatan maintenance antara lain laporan permintaan pemeliharaan,
laporan pemeriksaan, laporan perbaikan, dan lain-lain.
3.2 Preventive maintenance
(pemeliharaan pencegahan)
Preventive
maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
untukmencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan
kondisi ataukeadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Dengan demikian
semua fasilitas produksi yang diberikan preventive maintenance akan terjamin
kelancarannya dan selalu diusahakan dalam kondis atau keadaan yang siap
dipergunakan untuksetiap operasi atau proses
produksi pada setiap saat. Sehingga dapatlah
dimungkinkan pembuatan suatu rencana danjadwal pemeliharaan dan perawatan yang
sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat.
3.3 Corrective maintenance
(Pemeliharaan Perbaikan )
Corrective
maintenance adalah suatu kegiatan maintenance yang dilakukan setelah terjadinya
kerusakan atau kelalaian pada mesin/peralatan sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik.
3.4 Predictive maintenance
Predictive maintenance adalah tindakan-tindakan maintenance yang dilakukan pada tanggalyang ditetapkan
berdasarkan prediksi hasil analisa dan evaluasi data operasi yang diambil untuk
melakukan predictive maintenance itu dapat berupa data getaran, temperature,
vibrasi, flow rate,dan lain-lainnya. Perencanaan predictive maintenance dapat
dilakukan berdasarkan data darioperator di lapangan yang diajukan melalui
work order ke departemen maintenance
untukdilakuakan tindakan tepat sehingga tidak akan merugikan perusahaan.
p> Hasil
yang diharapakan dari kegiatan pemeliharaan mesin/peralatan (equipment
maintenance) merupakan berdasarkan dua hal sebagai berikut:
Condition
maintenance yaitu mempertahankan kondisi mesin/peralatan agar berfungsi
denganbaik sehingga komponen-komponen yang terdapat dalam mesin juga berfungsi
dengan umur ekonomisnya.
Replecement
maintenance yaitu melakukan tindakan perbaikan dan penggantian komponen mesin
tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah diencanakan sebelum
kerusakan terjadi.
BAB IV
TPM (Total Productive
Maintenance)
4.1 Pengertian TPM
Total
Productive Maintenance atau disingkat dengan TPM adalah suatu sistem yang
digunakan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas produksi melalui perawatan
perlengkapan dan peralatan kerja seperti Mesin, Equipment dan alat-alat kerja.
Fokus utama Total Productive Maintanance atau TPM ini adalah untuk memastikan
semua perlengkapan dan peralatan Produksi beroperasi dalam kondisi terbaik
sehingga menghindari terjadinya kerusakan ataupun keterlambatan dalam proses
produksi.
Total
Productive Maintenance (TPM) merupakan konsep inovatif Jepang yang berawal dari
penerapan Preventive Maintanance pada tahun 1951. Konsep Preventive Maintenance
ini sendiri merupakan konsep yang diadopsi dari Amerika Serikat. Nippondenso
yang merupakan pemasok Toyota adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan
konsep TPM pada tahun 1960 dengan slogan “Productivity Maintenance with total
Employee Participation”. Seiichi Nakajima yang saat itu menjabat sebagai Vice Chairman
JIOPM (Japan Institute of Plant Maintenance) kemudian dikenal sebagai bapak
TPM.
4.2 Tujuan TPM
Tujuan daripada
TPM (Total Productive Maintenance) adalah untuk meningkatkan produktivitas pada
perlengkapan dan peralatan produksi dengan Investasi perawatan yang seperlunya
sehingga mencegah terjadi 6 kerugian besar yaitu :
Breakdown
Kerugian akibat
Rusaknya Mesin (Peralatan dan Perlengkapan Kerja)
Setup and Adjustments
Kerugian yang
diakibatkan perlunya Persiapan ulang peralatan dan perlengkapan kerja
Small Stops
Kerugian akibat
terjadinya gangguan yang menyebabkan mesin tidak dapat beroperasi secara
optimal
Slow Running
Kerugian yang
terjadi karena mesin berjalan lambat tidak sesuai dengan kecepatan yang
diinginkan.
Startup Defect
Kerugian yang
diakibatkan terjadi cacat produk saat Startup (saat awal mesin beroperasi)
Production Defect
Kerugian yang
terjadi karena banyaknya produk yang cacat dalam proses produksi.
Selain keenam
kerugian yang disebutkan diatas, keuntungan lain penerapan Total Productive
Maintenance (TPM) adalah dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya.
4.3 Keuntungan TPM
Keuntungan TPM antara lain membantu memelihara pabrik dan
mesin agar selalu dalam kondisi prima, karena operator mampu melakukan
perbaikan-perbaikan kecil sehingga staf maintenance dapat fokus menangani permasalahan
yang lebih serius. Penghalang utama implementasi metode transformasi seperti
TPM ini adalah bagaimana merubah pola perilaku dasar atau budaya perusahaan.
Walaupun sulit, transformasi budaya menuju perbaikan
adalah sebuah investasi yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Dengan
adanya budaya untuk selalu memperbaiki, akan tercipta kesadaran dan keperdulian
dari seluruh karyawan untuk menjaga dan memelihara performa mesin dengan
keahlian yang sudah lebih dulu dibekali oleh perusahaan.
BAB V
KEUNTUNGAN MEMPUNYAI
DEPARTEMEN MR SENDIRI DIBANDING MENYEWA KONTRAKTOR
Keuntungan suatu perusahaan
mempunyai departement maintenance dan repair adalah menghemat biaya sebuah perusahan
dibandingkan menyewa kontraktor